Kamis, 09 Desember 2010

nafsu berontak

grzz
Adik saya ini sudah melakukan selingkuh kurang lebih 3 atau 3,5 tahun sendangkan dia bersuamikan seseorang yang sangat setia
 
Assalamualaikum
 
Pak Ustadz, Saya Anggi (38 thn) saya mau bertanya tentang kelakuan; adik dan teman kerja saya. Adik saya ini sudah melakukan selingkuh kurang lebih 3 atau 3,5 tahun sendangkan dia bersuamikan seseorang yang sangat setia. Dosa apakah yang diterima adik saya selama ini ? Yang kedua adalah teman saya yang selingkuh dengan isteri orang, lalu suaminya mengetahuinya dan tidak memaafkan. Lalu bagaimana sikap suami yang isterinya mengakui selingkuh walaupun dia berjanji tidak akan melakukan lagi. Tolong saya dibantu Ustadz, karena saya menyayangi mereka. Terima kasih.
 
Wassalau 'alaikum, Anggi, Cirebon
 
Jawaban :
 
Waalaikum salam warahmatullahi wa barakatuh
 
Saya ikut prihatin dengan kejadian yang dialami orang-orang yang dekat dengan Anda Ibu Anggi. Dan saya sampaikan selamat kepada Anda karena Anda memiliki sikap empati kepada mereka. Sikap Anda layak untuk dicontoh dalam menyelamatkan generasi bangsa ini dari jerat hawa nafsu dan perzinaan.
 
Ibu Anggi, dosa yang diterima bagi orang yang melakukan perselingkuhan adalah dosa ZINA yang termasuk dosa besar. Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Mas’ud r.a, ia berkata: Saya pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “(Ya Rasulullah), dosa apa yang paling  besar?” Jawab Beliau, “Yaitu engkau mengangkat tuhan tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang telah menciptakanmu.” Lalu saya bertanya (lagi), “Kemudian apa lagi?” Jawab Beliau, “Engkau membunuh anakmu karena khawatir ia makan denganmu.” Kemudian saya bertanya (lagi). “Lalu apa lagi?” Jawab Beliau, “Engkau berzina dengan isteri tetanggamu.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul  Bari XII: 114 No. 6811, Muslim I: 90 No. 86, ‘Aunul Ma’bud VI: 422 No. 2293 No. Tirmidzi V: 17 No. 3232).
 
Allah swt berfirman:
"Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah  (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya  dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam  azab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Furqaan: 68-70).
 
Dalam hadits Sumarah bin Jundab yang panjang tentang mimpi Nabi saw, Beliau saw bersabda:
 
“.....kemudian kami berjalan dan sampai kepada suatu bangunan serupa tungku api dan di situ terdengar suara hiruk-pikuk. Lalu  kami tengok ke dalam, ternyata di situ ada beberapa laki-laki dan perempuan yang telanjang bulat. Dari bawah mereka datang  kobaran api dan apabila kena nyala api itu, mereka memekik. Aku bertanya, “Siapakah orang itu” Jawabnya, “Adapun sejumlah laki-laki dan perempuan yang telanjang bulat yang berada di dalam bangunan serupa tungku api itu adalah para pezina laki-laki  dan perempuan.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 3462 dan Fathul Bari XII: 438 no: 7047).
 
Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang hamba berzina tatkala ia sedang berzina sebagai seorang  mu’min; dan tidaklah ia mencuri, manakala ia mencuri, sebagai seorang beriman; dan tidaklah ia meneguk arak ketika ia meneguknya, sebagai seorang beriman; dan tidaklah ia membunuh (orang tak berdosa), manakala ia membunuh, sebagai seorang  beriman.”
 
Dalam lanjutan riwayat di atas disebutkan:
 
Ikrimah berkata, “Saya bertanya kepada Ibnu Abbas, ‘Bagaimana cara tercabutnya iman darinya?’ Jawab Ibnu Abbas: ‘Begini –ia mencengkeram tangan kanan pada tangan kirinya dan sebaliknya, kemudian ia melepas lagi–, lalu manakala dia bertaubat, maka iman kembali (lagi) kepadanya begini –ia mencengkeramkan tangan kanan pada tangan kirinya (lagi) dan sebaliknya-.’” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 7708, Fathul Bari XII: 114 no: 6809 dan Nasa’i VIII: 63).
 
Syaikh Prof. DR. Shalih Fauzan Al-Fauzan Hafizhahullah (seorang anggota majelis ulama besar kerajaan Saudi Arabia dan anggota Islamic Fiqh Academy (IFQ) Liga Muslim Dunia (Rabithoh al-’Alam al-Islami)) memaparkan: “Apabila keadaan istri tidak lurus agamanya, seperti meninggalkan shalat atau suka mengakhirkan pelaksanaannya di akhir waktu, sementara suami tidak mampu memperbaikinya, atau bila tidak memelihara kehormatannya, maka menurut pendapat yang rajih, suami dalam kondisi ini wajib untuk menceraikan istrinya.” (Al-Mulakhas Al-Fiqhi, 2/305)
 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Raahimahullahu Ta’ala berkata: “Jika istri berzina, maka suami tidak boleh tetap mempertahankannya dalam kondisi ini. Kalau tidak, ia menjadi dayyuus (suami yang membiarkan maksiat terjadi di dalam  rumah)”.
 
Ibu Anggi, bila nafsu sudah menguasai jiwanya, maka kemungkinan untuk selalu menurutinya sangat besar. Adapun bila ia tidak mau bercerai dan mengaku masih mencintai suaminya, serta tidak akan mengulangnya lagi maka ini bohong. Bila ia memang cinta kepada suaminya mengapa harus selingkuh ? Wanita yang baik dan normal tidak akan berselingkuh dengan lelaki lain, sebab ia memiliki rasa malu yang jauh lebih besar dari lelaki. Bila ia telah selingkuh dengan lelaki lain maka rasa malu tersebut tentunya telah hilang dan kemungkinan berselingkuh lagi sangat besar sekali. Bagaimana tidak? Ia tidak puas dengan suaminya yang ada dan telah merasakan keindahan semu dalam selingkuhnya dengan pria Lain. Wanita yang secara umum perasaannya lebih menguasai dari akal sehatnya tentu kemungkinan mengulanginya lagi itu sangat mungkin. Apalagi bila pria lain tersebut masih membuka pintu baginya. Na'udzubillahi min dzalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar